Konsep industri MLM adalah organik dan merupakan model pemasaran yang Fantastic. Maksud dari kata organik, jika Anda kupas semua asesori dari suatu perusahaan MLM, Anda tanggalkan semua agenda tersembunyi dari perusahaannya, perusahaan support systemnya dan tujuan para Upline, maka konsep MLM adalah cara termurni dari suatu usaha pemasaran dalam menghantarkan Produk sampai ke tangan Konsumen akhir.
Cara MLM adalah cara terbersih dalam memberikan "Kompensasi" pemasaran kepada Distributor.
Pengembangan jaringan seorang distributor dalam MLM yang bersih, baik dan benar dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Pada gambar di atas, kesuksesan seorang Distributor MLM yang baik dan benar selalu memegang teguh Tiga Prinsip Pengembangan Jaringan dalam Status Organik, sebagai berikut:
- Seorang Distributor memulai kegiatannya dengan melakukan ‘Sharing’ suatu produk yang bernilai kepada orang lain, bukan semata-mata karena ingin keuntungan belaka dengan menyatakan: “Saya menyukai produk ini, mungkin Anda juga.” Sebuah penawaran yang jelas dan murni, bukan?
- Seorang Distributor melakukan ‘Sharing’ atas suatu ide bisnis yang menguntungkan kepada orang lain, dan inilah dasar dari seluruh bisnis sepanjang sejarahnya, dengan ungkapan: “Saya menemukan bisnis ini dan prospeknya bagus. Saya tertarik dan melakukannya. Mungkin Anda berkenan bekerjasama dengan saya untuk menjalankannya bersama?” Satu ungkapan ajakan bisnis yang juga jelas dan bersih, tidak memaksa.
- Keberhasilan (keuntungan) seorang Distributor tidak bermakna jika bukan terbangun dari kesuksesan orang lain dalam jaringannya. Inilah bentuk tanggung-jawab Ultra (ultra-responsibility) dari seorang Leader bisnis jaringan. Hal ini juga jelas dan murni, bahwa MLM tujuannya adalah membangun kesejahteraan dan kesuksesan seluruh jaringan.
Itulah tiga tahap konsep organik MLM dan merupakan konsep bisnis bersama yang sangat Brilian… sangat Smart.
Lain halnya jika Anda mencoba mengupas suatu bisnis Marketing Tradisional hingga sampai kepada Core atau inti-usahanya. Anda mungkin akan menemukan seseorang yang menulis iklan lalu mengedarkannya dan 98% orang yang membacanya tidak merespon secara positif iklan itu, sebaik apapun iklan yang dibuat. Seorang pemasar terbaik dengan cara pasang iklan ini hanya memperoleh maksimal 10% pembaca iklan yang merespon, dan rata-rata hanya 2%. Sebaliknya jika Anda melakukan promosi MLM kepada satu orang secara langsung, maka peluang memperoleh respon positif adalah 50%. Artinya ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Sangat personal dan humanistik.
Sekarang coba Anda perhatikan bagaimana sebuah perusahaan tradisional menyampaikan produknya kepada konsumen. Maka Anda bisa jadi sangat terkejut dengan kenyataan berikut. Betapa sangat banyak biaya dan sumberdaya dikeluarkan hanya untuk mempromosikan sebuah produk. Biaya dan sumberdaya promosi itu akhirnya ikut menentukan berapa "Harga" yang harus Anda bayar. Ilustrasi promosi BIR dari Amerika yang dibandingkan dengan cara MLM berikut kiranya sangat baik untuk kita cermati dan analogikan dengan produk-produk yang dipasarkan secara tradisional di Indonesia. Belum lagi jika dipertimbangkan dengan bertaburannya papan-papan reklame segala macam produk. Coba kita imajinasikan jika kota Anda bersih dari papan reklame. Dapatkah Anda merasakan kerapihan, kesegaran, dan keindahan alamnya? Paling tidak bisa dihitung berapa batang pohon dapat ditanam sebagai ganti pengisi ruang papan reklame, bukan?
Bukannya saya anti papan reklame. Saya sekedar mengemukakan pendapat tentang papan reklame ini, betapa banyak ruang yang menjadi tidak produktif hanya gara-gara menjadi tempat papan reklame. Belum lagi penghematan energi listrik untuk menampilkannya, dapat menerangi berapa kilometer jalan yang sampai sekarang masih gelap gulita di malam hari. Pengeluaran milyaran rupiah itu hanya untuk biaya dari suatu perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya kepada calon konsumen yang belum tentu tertarik dengan iklannya.
Perusahaan tradisional membayar dengan harga sangat mahal utuk periklanan, kepada para bintang iklan, bintang olahraga, tokoh populer, bintang film dan para pencipta video-clip iklan. Dengan harga iklan TV Rp 15 juta per 15 detik, misalnya, dapat Anda bayangkan berapa pengeluaran pabrik rokok favorite Anda ketika menjadi sponsor utama acara TV untuk membiayai iklan berdurasi 30 detik yang muncul 9 kali sepanjang acara ber-rating tinggi yang berlangsung hanya 55 menit. Apalagi acara itu ditayangkan 5 kali seminggu. Jika tanpa iklan, berapa sesungguhnya harga sebungkus rokok favorite Anda?
Untuk memperjelas gambaran itu, berikut adalah gambar perbandingan antara perusahaan MLM dengan perusahaan Beer, HEINEKEN BEER yang ditayangkan di http://www.firstclassmlm.com/wp-content/uploads/2007/12/howmlmdifferent.jpg.
Besarnya perusahaan boleh sama antara MLM dan Non-MLM. Ukuran Organisasi di tingkat Top-Manager, Middle Manager hingga Staf, boleh sama.
Perbedaan yang sangat menyolok antara kedua macam perusahaan tersebut adalah, pada perusahaan Non-MLM hanya ada tenaga pemasaran dan sekelompok konsumen tanpa organisasi. Konsumen tidak memperoleh keuntungan apa pun dari perusahaan, kecuali kadang-kadang ada Bonus kalau lagi bernasib baik, berbelanja produk ketika perusahaan atau toko pengecernya sedang melakukan promosi.
Pada perusahaan MLM, pembeli dapat menjadi Distributor dan sembari menjadi Konsumen atau Pelanggan, dia punya kesempatan memperoleh penghasilan yang besarnya tergantung aktivitas masing-masing dalam bisnis MLM.
Perusahaan Non-MLM membayar Milyaran Rupiah kepada para Selebriti dan Pekerja Infotainment untuk kegiatan "Non-Transaksi". Perusahaan MLM membayar kepada orang-orang "Awam" seperti saya dan Anda yang menjadi Distributor dan jaringannya berkembang, semata-mata pada kegiatan "Transaksional" yang menciptakan omset kepada perusahaan.
Khusus untuk MLM produk kesehatan seperti PT MNI, memungkinkan seorang "Pasien"-pun berkesempatan memperoleh penghasilan Jutaan Rupiah.
Bahkan Distributor yang sudah meninggal pun otomatis meninggalkan "Warisan" jaringannya kepada "Ahli Waris" yang diajukan kepada perusahaan ketika almarhum mendaftarkan diri sebagai member. [kdp - des 2009]
0 comments:
Post a Comment
Silahkan komentar Anda